Selasa, 19 Mei 2015

Novel Fantasi di Indonesia

Ehem.

Kucing di sini. Gak enak sih dipanggil Kucing, Neko aja. Biar keren. Menurutku. Ini blog keduaku setelah yang pertama juga ikut terbengkalai. Dengan kekuatan bulan!-uhuk- maksudku dengan niat, kuharap blog yang ini bisa lebih keurus. Kuharap, sih.





Topik di atas. Ah, Fantasy Novel. Ok, that's the problem. Masalahnya, novel fantasi di Indonesia kian menyusut. Aku bingung, kemana penulis fantasi Indonesia. Pada ngumpet di mana? Di mana? Di- ah cukup.



Aku udah seneng aja pas tahu, penerbit favoriteku DAR!Mizan, membuat lini Fantasteen. Oh my ... Ini adalah penerbit yang harusnya ditunggu-tunggu. Maksudku, jarang ada penerbit fantasi yang mau nerbitin karya novel anak umur 13-18 tahun. Jarang, eh. Maka dari itu, waktu tahu, aku langsung berusaha menyelesaikan naskahku. Walaupun sampai sekarang belum selesai sih :3.



Dan di sinilah kutemukan legenda bintara yang-maaf, malah ngawur- dan di sinilah kutemukan berbagai penulis yang amazon! Kak Ziggy, Wheza (ternyata kita seumuran, aku kagum kamu bisa terbitin buku secepet itu), Kak Fauzi, Kak Billy, Kak Akbar, Kak Sucia. Hm, semua itu, penulis legendaris. Maksudku, benar-benar jadi legenda di Fantasteen.

Walaupun belakangan ini Fantasteen lebih suka nerbitin horor, entah kenapa. Tapi gak papa sih, toh aku juga lagi bikin project horor.

Sebagai kucing yang enggak punya jenis kelamin sepertiku, aku harusnya gak bisa nulis sih. But, itu udah gak jadi masalah. Neko, ehem, sekarang udah meyakinkan diri untuk fokus aja ke fantasi. Aku suka adegan bunuh-bunuhan, tapi yang terlalu sadis gak suka. Aku suka tempur pedang dan tempur pesawat, banzai!

Ke depannya, eh, gimana ya? Ke depannya, semoga anak Indonesia bisa lebih melirik genre fantasi. Mungkin itu aja. Ah, dan semoga minat menulis Indonesia lebih ... Kalian tahu, lebih meningkat. Dibanding negara luar, Indonesia masih memiliki minat membaca dan menulis yang rendah. Itu sangat disayangkan. Ah, sangat.

Semoga Fantasteen, punya lebih banyak penulis lagi.



Yap, udah, segitu aja. Lama-lama jadi kaya curhat ya? Ah, biarin. Bye.

1 komentar:

  1. Dengan kekuatan bulan, kuharap kamu enggak kapok setelah baca buku pertamaku yang *uhuk* sialan itu. Aku udah ngewanti-wanti supaya kamu gak bel... dan kamu ngotot. Dengan kekuatan bulan, berjanjilah buat beli Fantasteen-ku selanjutnya, eh? Pokoknya, lihat deh, aku udah berkembang kok.


    Omong-omong soal novel fantasi lokal, Mizan Fantasi juga menerima naskah fantasi lokal. Beberapa waktu lalu aku sempet kepoin admin akun Instagram-nya. Katanya, Mizan Fantasi memprioritaskan naskah yang mengandung muatan lokal. Aku bilang gini, barangkali kamu tertarik di sana. Soalnya, aku kan juga punya misi buat majuin fantasi lokal. Toh, kamu juga dah terlalu tua kalo mau gabung di Fantasteen..oops.

    BalasHapus