Review Pink Berry Club : Sebel Tapi Suka
Judul Buku :
Sebel Tapi Suka
Penulis :
Ritz Maroon
Penerbit :
Pink Bery Club (Dar!Mizan)
No. ISBN :
978-602-242-055-2
Cetakan I :
Juni 2013
Horaaa! #teriakpaketoa
I am back. Ini setelah belum lama ini Saya membaca
karya anak bangsa kita, Ritz Maroon. Dengan judul Sebel Tapi Suka. Eh. Saya
sebenarnya gak bakal tertarik beli novel ini kalau bukan karena sinopsisnya,
dan ilustrasi kovernya.
Dari judul, entah kenapa aku jadi enggak tertarik sama sekali. Emang enggak masalah sih, tapi yah, kadang kita harus membuat sebuah judul sebenarik mungkin.
Dari judul, entah kenapa aku jadi enggak tertarik sama sekali. Emang enggak masalah sih, tapi yah, kadang kita harus membuat sebuah judul sebenarik mungkin.
Judulnya menggambarkan isi novel sih. Bagus juga.
Tapi entah kenapa, kalau saja ilustrasinya enggak sebagus itu, saya bener-bener
gak bakal nyentuhin tangan saya dan ngambil buku itu dari rak.
(Cieleh, lu ngomong kaya udah profesional aja – iya
sih)
Saya yang sebenarnya belum menghasilkan buku
apa-apa, seharusnya enggak pantes bilang gitu. Tapi ini review Sob! REVIEW.
Jangan salahkan saya kalau seandainya ada berapa sindiran di sini.
Oke, back to the topic.
Ceritanya agak sedikit klise sih, di awal bisa
tertebak ini bakal bagai mana. Yah kayak, si cewek yang ketemu cowok jutek yang
kemudian mereka tengkaran mulu terus akhirnya salah satu dari mereka luluh dan
akhirnya mereka mulai dekat.
Saya merasa baik-baik saja sih, karena cerita
disampaikan dengan baik. Dan saya enjoy aja sama ceritanya.
Endingnya sih, bahagia. Bisa ditebak. Enggak
mengejutkan kalau seandainya Ali bakal jadi saudara tirinya Rina (Spoiler).
Jangan maksain buat ngeliat spoiler kalau emang belum baca.
Untuk bahasa, wah, keren Sob. Siapa pun kamu Nak,
kalau kamu bisa mengembangkan gaya bahasamu lebih jauh lagi, mungkin kamu bisa
jadi pro. Saya kasih rate 2 untuk bahasanya, dan 0,5 buat plotnya. Desain kovernya
yang unyu! Hua, saya teriak kegemesan waktu ngeliatin buku ini di toko buku,
sumpah kovernya gak nahan buat nyuruh saya beli buku ini.
Saya kasih 1 lagi deh. Jadi semuanya, 3,5. Ini belum
semuanya. Enggak ada romance di novel PBC atau Fantasteen, sebagai gantinya,
persahabatan Ali sama Rina di sini manis banget! Sumpah. Saya merasa ada banyak
gula di sana yang overdosis.
Cerita yang sebenarnya Islam banget bikin Saya baca
berulang-ulang. Eh, udah hatam lima kali ternyata. Saya suka Ali yang jadi anak
tabah banget bahkan pas Ibunya sakit dan dirawat di rumah sakit (Spoiler).
Oke lanjut. Humor di sini gak garing. Maksud saya,
kadang novelis membuat sebuah humor yang sedikit alay dan gak lucu.
Nih contohnya:
“Zambrud itu
bukannya yang ada di kepala ya?”
“Bukan itu mah
Rambut!” teriak laki-laki keras.
“Oh, iya-iya.”
What The .... !!!
Don’t make me laught because of that. Not funny. I
say, not funny.
Tapi beda di Sebel Tapi Suka. Di sini beneran lucu.
Dan kamu bakal ngakak di beberapa scenenya. Saya juga gitu. Saya gak bakal
kasih bocoran scenenya, silahkan baca sendiri. Pokoknya remaja sekali. Dan
jadilah, hasilnya 4,5.
Saya gak terlalu bisa mengkritik. Tapi kalau disuruh
mencari kesalahan, saya menyalahkan ending yang entah kenapa berasa datar-datar
sekali. Yah, enggak semua ending harus mengejutkan sih. Pada dasarnya saya juga
gak bisa bikin ending yang wow.
Tapi kalau kamu penasaran gimana cara bikin ending
yang wow itu, kamu harus bisa berpikir beda sejak kamu membangun ceritamu. Dan
ada beberapa penulis yang gak nulis plot, jadi endingnya terkesan tergesa-gesa
dan pengen cepet selesai banget.
Pikirkan hal-hal kecil di bab-bab sebelum ending
yang ternyata adalah hal utama ending itu terjadi. Jadi pembaca akan memasang
wajah, ‘Wah, ternyata gara-gara dia, gak nyangka!’. Bukan wajah, ‘oh, udah
habis, ya?’.
Saya ingatkan kembali, saya bukan pro. Saya juga gak
bisa bikin ending yang wow. Saya membosankan dalam hal plot. Twist dalam novel
saya gampang ditebak. Jadi yah, ini hanya saran.
See ya!
Ahh penasaran spoilernyaa:<
BalasHapus