Sabtu, 20 Februari 2016

Masalah Menulis yang Bikin Sakit Kepala

Jadi ini bukan apa-apa. Cuma kuisi dengan hal enggak penting yang gak perlu kalian baca –kenapa aku bisa yakin sekali bakal ada yang baca?
But, let me tell you. I have decided to write a tips. To sharing my hobby. Or yeah, something like that. I’m not be like ‘hei, this is my tips, you have to do that like me’. No, it’s just tips.
And, for sure, I have to tell you this is gonna be awkward. And a lot of spam. I never wrote an important things without spam. So, just enjoy it. I have my own writing style, but sometimes it changes. Uh, damn, can we start?
1.      Ehem, apa itu ‘suatu hari’?

Even in the some novels you put ‘one day’ on the first paragraph, I think that words not so good for a novel. More than enything else, you put that in your unfantasy novel. It’s, gonna be weird.
Jadi kata ‘suatu hari’ di paragraf awal masih bisa ditoleransi. If you use it for a childern books or fairy tales. Saya masih bisa toleransi kalau seandainya yang nulis masih anak-anak, atau buku itu memang buat anak-anak atau itu adalah sebuah dongeng. Hei, that’s normal.
Tapi saya ngerasa cukup aneh dengan kata itu dalam buku novel remaja, seolah saya sedang membaca kembali buku KKPK lama saya. Uh, jangan! Don’t do that. You have to write and improve!
So yeah.
Kamu bisa bilang langsung seperti ini di paragraf pertama.

Ada anak menyebalkan.
Or ...
Aku yakin seseorang telah menculik wali kelasku.
Or, you can just description your shcool, your home, your friends, etc.
Dahan pohon itu jatuh bergugur bersamaan dengan suara mobil ayahku yang berderu pelan.

That’s it! Make sure you do not use ‘one day’ to much on your first paragraph in your novel. I mean, that’s fine, don’t do that with all your first paragraph.

2.      So, what is EYD?
Oke, kemungkinan naskahmu ditolak adalah EYD-mu yang benar-benar sangat buruk. I’m also not good with EYD, tapi saya tidak separah apa pun yang kamu pikirkan.
Jangan taruh tanda titik kalau kamu sudah meletakkan tanda lain. I mean, like this : “Kau berharap apa dariku?.”
What is that?
Kamu harus download buku khusus EYD kalau begitu, bisa juga kau membelinya di toko buku terdekat.
I found something in the internet, saying that ‘apapun’ is ‘apa pun’. And that isn’t ‘apotik’ but ‘apotek’. Well, I am not sure my novel is free from wrong EYD. But, I still learn about that.

3.      Mencampurkan bahasa planet apalah itu yang terlalu banyak ke dalam novel

So, you use english to much. In. Your. Novel. Realy? Or, you use another language in your novel, well, your novel complitely become a joke.
Geh. Maksud saya, kalau di blog, di facebook, beberapa artikel. Pakai Bahasa Inggris di sebuah artikel atau pakai bahasa selain bahasa Indonesia untuk memplubish cerpen di dumay, itu lazim. Pake banget.
But in your novel? No, no, NO, serously, No.
Maksud saya. Helooo, tidak semua yang baca buku kamu itu orang pinter yang bisa pakai segala bahasa. Kalau judul novel, well, itu lazim pake banget.
Satu lagi bahasa planet yang dikeluhkan. Menggantikan segala sesuatu seperti keringat, tubuh, mata, atau apalah, dengan bahasa sains. Wha- WHAT?
Tahu deh, kamu anak pinter jurusan IPA atau IPS, tapi jika saja di antara kami ada pembaca yang malas, gimana caranya kami tahu arti dari bahasa sainsmu itu kalau enggak dengan repot-repot buka internet, celingukan nanyain kakak kelas. Uh. Don’t make a joke. HAHA.

Jadi kita ini orang Indonesia. Aku suka novel terjemahan. Bukan berarti saya suka novelnya sebelum diterjemahin, mana bisa aku membacanya? It’s oke if that English.

Akan dilanjut suatu hari nanti~
See ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar