Jadi
ini bukan apa-apa. Cuma kuisi dengan hal enggak penting
yang gak perlu kalian baca –kenapa aku bisa yakin sekali bakal ada yang baca?
But,
let me tell you. I have decided to write a tips. To sharing my hobby. Or yeah,
something like that. I’m not be like ‘hei, this is my tips, you have to do that
like me’. No, it’s just tips.
And,
for sure, I have to tell you this is gonna be awkward. And a lot of spam. I
never wrote an important things without spam. So, just enjoy it. I have my own
writing style, but sometimes it changes. Uh, damn, can we start?
1. Ehem,
apa itu ‘suatu hari’?
Even
in the some novels you put ‘one day’ on the first paragraph, I think that words
not so good for a novel. More than enything else, you put that in your
unfantasy novel. It’s, gonna be weird.
Jadi
kata ‘suatu hari’ di paragraf awal masih bisa ditoleransi. If you use it for a
childern books or fairy tales. Saya masih bisa toleransi kalau seandainya yang
nulis masih anak-anak, atau buku itu memang buat anak-anak atau itu adalah
sebuah dongeng. Hei, that’s normal.
Tapi saya ngerasa cukup aneh dengan kata itu dalam buku novel remaja, seolah saya sedang membaca kembali buku KKPK lama saya. Uh, jangan! Don’t do that. You have to
write and improve!
So
yeah.
Kamu
bisa bilang langsung seperti ini di paragraf pertama.
Ada
anak menyebalkan.
Or
...
Aku
yakin seseorang telah menculik wali kelasku.
Or,
you can just description your shcool, your home, your friends, etc.
Dahan
pohon itu jatuh bergugur bersamaan dengan suara mobil ayahku yang berderu
pelan.
That’s
it! Make sure you do not use ‘one day’ to much on your first paragraph in your
novel. I mean, that’s fine, don’t do that with all your first paragraph.
2. So,
what is EYD?
Oke,
kemungkinan naskahmu ditolak adalah EYD-mu yang benar-benar sangat buruk. I’m
also not good with EYD, tapi saya tidak separah apa pun yang kamu pikirkan.
Jangan
taruh tanda titik kalau kamu sudah meletakkan tanda lain. I mean, like this :
“Kau berharap apa dariku?.”
What
is that?
Kamu
harus download buku khusus EYD kalau begitu, bisa juga kau membelinya di toko
buku terdekat.
I
found something in the internet, saying that ‘apapun’ is ‘apa pun’. And that isn’t ‘apotik’ but ‘apotek’. Well, I am not sure my novel is free from wrong EYD.
But, I still learn about that.
3. Mencampurkan
bahasa planet apalah itu yang terlalu banyak ke dalam novel
So,
you use english to much. In. Your. Novel. Realy? Or, you use another language
in your novel, well, your novel complitely become a joke.
Geh.
Maksud saya, kalau di blog, di facebook, beberapa artikel. Pakai Bahasa Inggris di
sebuah artikel atau pakai bahasa selain bahasa Indonesia untuk memplubish
cerpen di dumay, itu lazim. Pake banget.
But
in your novel? No, no, NO,
serously, No.
Maksud
saya. Helooo, tidak semua yang baca buku kamu itu orang pinter yang bisa pakai
segala bahasa. Kalau judul novel, well, itu lazim pake banget.
Satu
lagi bahasa planet yang dikeluhkan. Menggantikan segala sesuatu seperti
keringat, tubuh, mata, atau apalah, dengan bahasa sains. Wha- WHAT?
Tahu
deh, kamu anak pinter jurusan IPA atau IPS, tapi jika saja di antara kami ada
pembaca yang malas, gimana caranya kami tahu arti dari bahasa sainsmu itu kalau
enggak dengan repot-repot buka internet, celingukan nanyain kakak kelas. Uh.
Don’t make a joke. HAHA.
Jadi
kita ini orang Indonesia. Aku suka novel terjemahan. Bukan berarti saya suka
novelnya sebelum diterjemahin, mana bisa aku membacanya? It’s oke if that
English.
Akan dilanjut suatu hari nanti~
See ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar